Kelas 3KA08 Kelompok 2
Gilang Galisca
(14114547)
Helmi Gunawan (14114876)
Manasye Endrico
(16114343)
Muhammad Fadilla Adithama (17114186)
Raka Muhammad
Farhan (18114848)
Rasyida Nur
Azizah (18114939)
Riyan Pradana
(19114562)
Slamet Riyadi (1A114401)
Abstrak
Google
terinspirasi untuk memodifikasi kacamata tersebut menjadi modern, canggih dan
menarik. Kacamata yang dimodifikasi oleh Google itu bernama “Google Glass”.
Seperti namanya, Google Glass berwujud kacamata dan benar-benar
dipakai/digunakan seperti halnya kacamata biasa. Namun alat ini memiliki banyak
fitur-fitur menarik serta fungsi dan manfaatnya sangat canggih dengan sentuhan
teknologi modern. Google Glass adalah sebuah gadget (perangkat teknologi
modern) yang berwujud kacamata, yang memiliki kemampuan untuk menampilkan
informasi serta fungsi layaknya smartphone bebas genggam, dan dapat
dikendalikan melalui perintah suara.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Data merupakan
sumberdaya perusahaan, yang kebanyakan disimpan secara elektronik. Manajemen
data yang baik menjadi kunci ketercapaian sasaran-sasaran bisnis.Secara
internal data perusahaan akan dishare dan digunakan bersama. Data tidak
dimiliki oleh individu atau unit organisasi tertentu, tetapi oleh organisasi
seutuhnya. Data harus dikelola selayaknya aset perusahaan yang lain.
Sistem manajemen data
base mengorganisasikan volume data dalam jumlah yang besar digunakan oleh
perusahaan dalam transaksi – transaksinya sehari – hari. Data harus
diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan
mudah dan cepat dalam pengambilan keputusan. Meningkatnya arti penting data
base sebagai sumber daya yang mendukung pengambilan keputusan telah menghruskan
para manajer mempelajari lebih jauh perancangan dan penggunaan data base. Untuk
itu perlu dilakuan manajemen data base, yang terdiri dari proses pengumpulan,
integritas pengujian, penyimpanan data, keamanan, pemeliharaan,
pengorganisasian data, serta pengambilan data yang di butuhkan perusahaan dalam
pengambilan keputusan.
Manajemen data base
system tidak dapat mengeliminasi pengulangan data dalam keseluruhan organisasi,
tapi dapat membantu mengendalikan adanya pengulangan. Akses dan ketersediaan
informasi dapat ditingkatkan dan biaya pengembangan dan pemeliharaan data dapat
dikurangi karena penggunaan dan programer dapat menunjukan pertanyaan ad hoc
dari data dalam database. DBSM memudahkan mengelola data secara terintegrasi,
memudahkannya dan mengamankannya.DBSM menggunakan model database yang berbeda
untuk menjaga jalur kesatuan, artribut, dan hubungan. Bussiness intelligence
(BI) adalah suatu kategori aplikasi dan teknik yang luas untuk gathering,
stoting, analyzing dan penyediaan akses ke data. Membantu user-user perusahaan
membuat keputusan-keputusan bisnis dan strategis lebih baik. Aplikasi-aplikasi
pokok termasuk aktivitas-aktivitas query dan reporting, online analytical processing. Itulah
mengapa dilakukan manajemen terhadap data, yang sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan perusahaan.
Google Glass adalah
komputer bisa pakai yang sedang dikembangkan oleh Google melalui proyek riset
dan pengembangan Project Glass Perangkat ini menampilkan informasi dalam format
bergaya telepon pintar, yang bisa terhubung ke Internet melalui perintah suara
bahasa alami.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi Google Glass?
1.2.2 Bagaimana
perkembangan Google Glass?
1.2.3 Apa saja
keunggulan Google Glass?
1.2.4 Apa saja
kelemahan Google Glass?
1.2.5 Bagaimana cara menggunakan
Google Glass?
1.2.6 Apa saja
fitur-fitur Google Glass?
1.2.7 Apa manfaat
Google Glass masyarakat?
1.3
Tujuan Makalah
1.3.1 Agar
mengetahui apa itu Google Glass
1.3.2 Agar
mengetahui perkembang dari Google Glass
1.3.3 Agar dapat
mengetahui keunggulan dari produk Google Glass
1.3.4 Agar dapat
mengetahui kelemahan dari produk Google Glass
1.3.5 Agar memahami
cara penggunaan Google Glass
1.3.6 Agar
mengetahui apa saja fitur-fitur Google Glass
1.3.7 Agar mengetahui penelitian kemanfaatan Google Glass yang
ditemukan oleh masyarakat Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Google Glass
Sebelumnya
orang tidak tahu apa itu google glass? Dan akhirnya google menciptakan sebuah
teknologi kacamata pintarnya yang diberi nama google glass. Ini bukan hanya
kacamata biasa, melainkan ini adalah kacamata pintar yang mempunyai fungsi sama
persis seperti smartphone pada umumnya. Saat ini goggle glass ini terus
dikembangkan yang memperlihatkan kecanggihan teknologi ini bisa selaras dengan
kehidupan manusia sehari – hari. Mungkin dengan kemunculan ini, mungkin ada
teknologi ini yang mirip dengan mempunyai kecanggihan yang lebih canggih.
Google glass ini akan di produksi secara massal yang tentunya memiliki harga
yang lebih terjangkau.
Kaca Mata Google adalah komputer yang dpt dipakai
dengan head-mounted display (HMD) yang sedang dikembangkan oleh Google.
Kacamata Google ini menampilkan informasi dalam format smartphone seperti
hands-free, yang dapat berinteraksi dengan Internet melalui perintah suara
dengan bahasa alami.
2.2 Perkembangan Google
Glass
Google
Glass menjadi produk wearable dari Google yang paling dinanti oleh para
pengguna gadget dalam Google I/O tahun ini. Mencoba menceritakan sejarah
perjalanan Google Glass, sebuah video hadir melengkapi laman YouTube.
Seperti
dilansir dari Engadget, Kamis (16/05/13), Jean Wang yang tak lain merupakan
salah satu insinyur dalam pengembangan proyek Google Glass, menjelaskan dalam
sebuah video yang diunggah ke Youtube bila Google Glass sendiri berkembang dari
konsep awal sebuah proyektor pico yang dipasang pada sebuah kacamata hingga
menjadi bentuk cetak 3D seperti prototip Google Glass di kanan atas gambar,
hingga terus berkembang dengan bentuk yang lebih baik.
Ia
juga tidak membantah bahwa inspirasi untuk membuat Google Glass datang dari
sebuah tayangan di televisi. Hal tersebut juga menjadi usaha awal tim dalam
mengembangkan teknologi gerakan dan kontrol suara pada Google Glass.
Dalam
Google I/O tahun ini, Google Glass juga mengenalkan aplikasi terbarunya, yaitu
MedRef for Glass. Fitur tersebut hadir untuk mempermudah pengguna mengingat
nama dan wajah orang lain. MedRef for Glass sendiri hadir karena kebutuhan
orang-orang yang bekerja mengandalkan informasi di dalam sebuah rumah sakit.
Google
merilis foto-foto perkembangan pengerjaan Google Glass saat masih berupa
purwarupa hingga hasil final seperti sekarang. Ada lima tahap yang dilakukan
Google sebelum akhirnya mendapat bentuk Google Glass yang sempurna.
Raksasa
mesin pencari itu memunggah enam foto Google Glass di jejaring sosial Google
Plus, mulai dari pertama kali dikerjakan, hingga menjadi model akhir. Foto-foto
tersebut bermula dari perangkat yang memiliki mesin di bagian kiri kanannya,
hingga elegan seperti sekarang.
Awalnya,
perangkat Google Glass ini pun dibuat dengan frame serta lensa kaca. Frame pun
berubah-ubah warna dari hitam, putih, hingga akhirnya dipilih silver. Empat
purwarupa pertama masih menggunakan perangkat komputer besar di bagian sisi
kaca mata, di foto kelima barulah mesin dari Google Glass mulai menyusut, namun
masih dengan desain yang kurang sempurna.
Hingga
akhirnya di foto keenam Google Glass tampak lebih simpel dan nyaman dikenakan,
meski tanpa kaca lensa di depannya. Satu hal kunci yang tak dilepas ialah
perangkat seperti touch-pad di sebelah kanan, proyektor prisma, dan kamera yang
ada di semua purwarupa.
Dengan kemajuan sains dan teknologi hal ini sekarang
menjadi mungkin dilakukan. Ilmuwan komputer dari Saarbruecken membuktikan ini
dengan menggabungkan Google Glass dengan metode kriptografi dan teknik baru pengolahan
citra untuk menarik uang di mesin ATM atau membaca dokumen terenkripsi.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di Sciencedaily.com,
pengunjung dapat memeriksa pendekatan baru ini di pameran komputer
internasional CeBIT di Saarland University, Jerman, belum lama berselang.
Kemajuan teknologi ini membuat kehidupan manusia di
masa depan menjadi semakin mudah sekaligus menyenangkan.
Misalnya,
anda cukup mengedipkan mata agar foto identifikasi diri di mata anda dapat
diambil. Selain itu, dengan melirikkan mata kanan anda bisa membaca teks pesan
dan beberapa keperluan lain yang bisa dilakukan dengan menggunakan Google
Glass.
Meski
demikian, apakah hal itu membuat para ahli IT patut merayakan hal ini sebagai
tonggak baru dalam kemajuan teknologi yang berhasil mereka capai? Suatu
kemajuan yang suatu saat nanti dapat digunakan masyarakat umum dalam kehidupan
sehari-hari?
“Berkat
bantuan Max Planck Institute for for Informatics, kami adalah satu dari
beberapa universitas di Jerman yang dapat melakukan penelitian dengan teknologi
Google Glass,’’ kata Dominique Schröder, asisten profesor Algoritma
Cryptographic di Saarland University.
Perangkat
peralatan canggih futuristik ini terdiri dari bingkai kacamata yang yang telah
dipasangi kamera dan komputer mini. Kemajuan yang berhasil dicapai sampai saat
ini sangat menggembirakan.
Meski
demikian, seperti diakui Schroder, kemajuan ini bukan tidak memiliki sisi
negatif yang perlu dikuatirkan. Terutama yang berkaitan dengan masalah
keamanannya.
Schröder,
yang juga merupakan peneliti di Center for IT-Security, Privacy and
Accountability (CISPA), menyadari adanya kekuatiran masalah keamanan data
dengan Google Glass.
“Kami
tahu bahwa Anda dapat menggunakannya untuk penyalahgunaan data. Tetapi harus
diingat bahwa teknologi ini juga dapat digunakan untuk melindungi data,’’
tegasnya.
Untuk
membuktikan ini, Schröder dan kelompoknya menggabungkan Google Glass dengan
metode kriptografi dan teknik dari analisis citra otomatis untuk menciptakan
sistem perangkat lunak "Ubic".
Dengan
menggunakan Ubic, proses penarikan uang di mesin ATM akan berubah sebagai
berikut: Pelanggan mengidentifikasikan dirinya ke mesin ATM. Ini permintaan
yang lumrah sebagai kunci yang handal bagi publik pelanggan.
Selanjutnya
mesin tentu akan meminta nomor identifikasi pribadi (PIN). Belakangan ini
bahkan pelanggan akan diminta membubuhkan tandatangan digital sebagai ganti
tanda tangan konvensional.
Hanya
pelanggan sesungguhnya yang dapat menggunakan rahasia yang tersimpan di dalam
akunnya sendiri, dengan menggunakan kunci rahasianya. Selama ini, semua rahasia
tersimpan dengan baik di Google Glass. Bersamaan dengan itu, uangnya juga aman.
2.3
Keunggulan Google Glass
Google, tengah gencar
mengkampanyekan produk teranyar, yaitu kacamata pintar bernama Google Glass.
Kacamata pintar berfitur Internet dan kamera itu muncul saat publik tengah
gandrung dengan produk-produk elektronik yang praktis, yang bisa mereka gunakan
kapan saja.
Seorang dari tim
pencipta Google Glass, Babak Parviz, mengungkapkan alasan kenapa perusahaannya
mau bersusah payah mengembangkan perangkat wearable itu. Seperti
dilansir Venturebeat, Selasa 27 Agustus 2013, Parvis mengungkapkan
Google Glass diciptakan untuk menjadi platform besar komunikasi dan komputasi
di masa mendatang.
Dia berbagi
pengalaman sudah saat pertama kali mengembangkan prototipe Google Glass.
Prototipe pertama tidak begitu memuaskan. Problemnya yakni soal bobot
perangkat. Saat itu Google Glass memerlukan bobot sampai 3.350 gram sampai 7,4
pon. Padahal untuk smartphone saja bobotnya hanya 135 gram.
"Kenyamanan
sangat penting, karena kami ingin orang memakai Google Glass sepanjang
hari," jelas Parviz di hadapan konferensi insinyur Hot Chips di
Universitas Stanford.
Dia melanjutkan
Google Glass menawarkan pengalaman komunikasi yang lebih maju dibandingkan
perangkat mobile lain. Misalnya Google Glass memungkinkan untuk transfer
data melalui Bluetooth dan WiFi dalam keadaan dipakai. Misinya yakni bagaimana
memberikan informasi yang cepat kepada pengguna.
"Seperti halnya
saya berbicara dengan Anda, maka secepat itu saya bisa mengakses
komputer," kata dia. Soal kecepatan akses, Google Glass diklaim lebih
sigap dibandingkan menekan tombol pada smartphone. Google Glass
menjalankan perintah hanya dengan sentuhan dan perintah suara.
Keunggulan lain,
Google Glass memberikan pengalaman yang mendalam soal kedekatan layar, hanya di
depan mata. Kondisi itu membuat pengguna lebih ‘tenggelam’ dalam lingkungan
komputasi. Google Glass juga menyesuaikan perkembangan teknologi resolusi dalam
kamera smartphone, yang hari ini mencapai resolusi 16 MP.
"Perangkat ini
secara signifikan memperluas basis pengetahuan saya. Itulah kenapa kami
menciptakan Google Glass. Jawabannya yaitu hanya sebuah pertanyaan jauh,"
ujar Parvis puas.
Google Glass dalam
waktu dekat akan dirilis ke sejumlah pihak, guna melihat sejauh mana pengalaman
komputasi berjalan. Terkait dengan inovasi selanjutnya dari pengembangan Google
Glass, Parvis menginginkan teknologi pada Google Glass bisa tidak tampak.
Maksudnya, agar
membuat pengguna tidak merasa terganggu. Dia merujuk pada pengembangan sistem
sensor gerak tubuh, Kinect yang dibesut Microsoft.
Untuk mencapai ke
sana, Parvis mengakui butuh kemajuan teknologi di tingkat optik, foto,
pengalihan energi, daya komputasi sampai desain daya yang sangat rendah. Kebutuhan
itu untuk menekan panas perangkat sehingga memaksimalkan penggunaaan.
"Kami sangat
gembira dengan platform ini. Ini berpotensi sebagai sesuatu yang luar biasa
dalam komputasi dan komunikasi berikutnya," kata Parviz.
Untuk tahap pertama,
Google Glass dibanderol US$ 1500 atau setara Rp 16,2 juta. Kemudian, secara
bertahap, harga akan turun. Google Glass memiliki prosesor dual core 1 GHz,
tiga sumbu giroskop, tiga sumbu akselerometer, magnetometer dan GPS.
Pada Project Google Glass juga terdapat prosesor dan RAM yang cukup
hebat walaupun tidak dikasih tahu mengenai spesifikasi prosesor dan RAM
tersebut pada acara Google I/O. Selain itu ada accelerometer, gyroscope, mic,
speaker dan kamera. Ternyata yang sering ditanya orang bagaimana cara
mengontrol menu yang tampil di layar agak sedikit terjawab karena baru di
ketahui permukaan di samping layar transparan (yang berwarna biru, putih, hitam
atau warna lain) adalah sebuah touchpad yang digunakan untuk mengontrol menu
lebih mudah selain bisa dilakukan melalui perintah suara tentunya.
Frame tebal tadi merupakan touchpad
sekaligus bagian utama Google Glass yang menampung semua komponen utama
perangkat ini, termasuk SoC, flash memory 16 GB, serta kamera 5
megapiksel dengan lensa wide yang menghadap ke arah depan. Tak
ketinggalan speaker bone transducer yang menempel ke bagian kepala
persis di belakang telinga.
Google Glass akan
membuat pemakainya terlihat seperti tokoh-tokoh dalam film fiksi ilmiah
futuristis, dengan perangkat "visor" bertengger di kepala. Layar
prisma kecil berperan sebagai medium interaksi utama dan memajang berbagai
macam informasi dalam antarmuka sederhana.
Tampilan layar itu
ternyata cukup tajam meski berukuran kecil. Tulisan-tulisan dan gambar terlihat
jelas, walaupun awalnya terasa agak aneh karena kesan yang didapatkan seperti
melihat televisi mungil yang menggantung di sisi kanan bidang pandang.
Suara dari Glass
terdengar sangat jelas, seolah berasal dari dalam kepala karena disalurkan
langsung ke tulang di belakang telinga yang bertanggung jawab soal pendengaran.
Karena hal ini pula, audio Glass hanya bisa didengar oleh pemakainya sendiri.
2.4 Kelemahan Google Glass
Sedikit pemberitahun “Google Project Glass” belum dapat digunakan oleh
orang-orang dengan mata minus, namun Google akan mengembangkan agar kaca mata
ini bisa di gunakan oleh orang-orang dengan mata minus.
Google Glass sudah
mulai disediakan untuk umum yang mampu membayarnya sebesar US$ 1.500 atau Rp 16
jutaan. Perangkat kacamata pintar ini menawarkan berbagai fungsi menarik namun
juga sebuah bahaya yang bisa mengintai para penggunanya.
Bahaya itu ialah
sakit dan rasa pegal pada matanya. Hal ini dikarenakan Google Glass menggunakan
user interface yang langsung berada di depan mata penggunanya. Akibatnya,
sebagian kalangan meminta perangkat ini dipasangi label peringatan resiko sakit
mata untuk penggunanya.
Jawaban muncul dari
seorang dokter mata Harvard bernama Dr. Eli Peli yang juga dipekerjakan Google
untuk berkonsultasi seputar isu-isu sakit mata yang disebabkan perangkat
terkoneksi.
2.5
Penggunaan Google Glass
Fakta lainnya adalah posisi layar transparant kecil ternyata tidak
diposisikan selevel dengan mata kita sehingga tidak perlu kuatir bahwa layar
Project Glass akan mengganggu penglihatan seseorang.
Namun, bagaimana jika penggunanya ingin beraktivitas
sambil tetap memakai perangkat tersebut?
Sergey Brin, salah
satu pendiri Google, optimistis bahwa Project Glass pada akhirnya
akan menjadi lebih praktis ketimbang perangkat konvensional seperti smartphone.
"Soalnya, pengguna perlu memegang (smartphone) dengan tangan dan
melihatnya secara langsung. Ini tidak terjadi pada Project Glass," ujar
Brin, seperti dikutip oleh All Things Digital.
Project Glass, menurut Brin,
membebaskan pengguna dari kerepotan memakai ponsel. "Anda tak perlu lagi
merogoh kantong hanya untuk melihat e-mail atau mengambil foto".
Perangkat ini memang dirancang Google untuk melakukan
aktivitas-aktivitas sederhana dengan cepat, bukan hal-hal yang lebih rumit
seperti browsing internet.
Lebih lanjut, Brin mengatakan, Project Glass nantinya akan menjadi
sesuatu yang diterima secara luas oleh masyarakat. "Sekarang memakai
kacamata seperti ini memang masih terlihat aneh. Namun dalam waktu tiga atau
empat tahun ke depan, yang sebaliknya akan berlaku."
Desainer Project Glass, Isabelle Olsson, mengatakan, dalam hal
interaksi dengan orang lain, Project Glass tidak akan menghalangi pengguna.
"Yang penting, pemakai masih bisa memandang mata orang lain,"
ujarnya.
Project Glass, lanjutnya, dirancang untuk memudahkan pengguna
berinteraksi dengan dunia virtual tanpa mengalihkan perhatian dari dunia nyata.
"Jadinya, dekat dengan Anda, tetapi tidak menghalangi,"
ujarnya.
Menurut Olsson, dengan bobot yang lebih ringan dari kebanyakan kacamata
hitam, Project Glass bisa dipakai dengan nyaman oleh pengguna.
Bagaimana jika pengguna memakai Project Glass sambil mengemudikan
kendaraan? Menurut Brin, data penelitian Google sejauh ini meyimpulkan bahwa
perangkat tersebut aman untuk dipakai ketika mengemudi. Karena menampilkan
gambar yang tampak jauh, mata pengemudi tak mengalami peralihan fokus ketika
berpindah dari pandangan di jalan ke tampilan di Project Glass.
Soal interaksi, input
diberikan lewat dua cara utama. Yang pertama adalah perintah suara dengan cue
"Ok Glass", diikuti komando yang diinginkan. Ketika pengguna
mengucapkan "Ok Glass, take a picture," misalnya, Google Glass akan
menjepret foto. Begitu pula ketika pengguna ingin merekam video atau meminta
panduan arah ke sebuah tempat
Lalu, ada pula cara swiping
dengan menyapu touchpad di bagian kanan frame Google Glass. Satu
kali tapping akan mengaktifkan display, sementara sapuan ke bawah
dan ke atas masing-masing berfungsi untuk mematkan layar dan menjalankan fungsi
navigasi "back". Adapun swiping ke arah kiri dan kanan
digunakan untuk menjelajah menu interface yang tersedia.
Gesture untuk navigasi ini sengaja dibuat
sederhana (atas-bawah-kiri-kanan) agar mudah digunakan. Di samping itu, ada
pula opsi menengokkan kepala ke arah atas untuk menyalakan layar selama
beberapa detik. Ini bisa digunakan untuk melihat jam di Google Glass dengan
cepat.
Sebelum digunakan,
Google Glass harus tersambung terlebih dahulu melalui Bluetooth ke smartphone
berbasis Android atau iOS. Google menyediakan aplikasi bernama MyGlass untuk
mempermudah hal ini. My Glass bisa diunduh di toko aplikasi masing-masing
platform.
Tersedia pula
sejumlah aplikasi yang dirancang khusus untuk Google Glass di toko aplikasi
Glassware, mencakup judul-judul populer seperti Facebook dan Twitter.
2.6
Fitur-fitur Google Glass
Perangkat ini
mengkombinasikan fungsi dan fitur beragam dalam unit yang sangat kecil. Fungsi
kunci Google Glass adalah layer visual yang membuka kemungkinan baru
mengagumkan. Ia memiliki proyektor mini, yang memproyeksikan layer tersebut
melalui prisma semi transparan yang diarahkan langsung ke retina mata.
Fitur apa saja yang ditawarkan Google Glass?
Dengan antarmuka yang
sangat sederhana Google Glass menawarkan beberapa fitur. Dan untuk menikmati
seluruh fitur yang ada pada Google Glass, Anda cukup mengawalinya dengan
kalimat “Ok Glass”. Fitur-fitur yang ditawarkan oleh Google Glass yaitu:
- Mengambil Foto dan merekam
Video : katakan “take a picture” dan kacamata ini langsung otomatis
mengambil foto yang Anda inginkan
- Fitur Berbagi ke jejaring
sosial: Anda dapat langsung berbagi foto atau video yang Anda ambil ke
teman-teman Anda yang ada pada lingkaran Google Plus
- GPS: Anda tidak akan mungkin
nyasar dengan dukungan peta dari Google Maps yang akan langsung muncul di
hadapan Anda
- Kirim Pesan: Pilih menu pesan
dan hanya dengan membacakan pesan yang Anda inginkan, maka kacamata ini
akan langsung mengirimkannya ke teman Anda
- Googling atau cari info
langsung ke Google: Anda bisa menanyakan apa saja ke Google Glass dan
kacamata ini akan otomatis mencari jawabannya di Google.
- Google Translate: Dengan
dukungan Google Translate, kacamata ini bisa menjadi penerjemah Anda yang
tidak butuh makan dan minum.
- Asisten Pribadi: Google Glass
dapat mengingatkan dan menampilkan informasi jadwal yang Anda buat tanpa
perlu diminta.
Dilihat dari fitur, wujud serta video yang kami lihat, bisa ditarik
beberapa kesimpulan yaitu:
- Terdapat layar LCD transparan
untuk menampilkan informasi
- Google Glass memiliki kamera
yang sanggup digunakan untuk memotret dan merekam video.Kamera dengan
resolusi 5 megapiksel dengan kemampuan untuk merekam video HD 720p.
- Sisi audio menggunakan
teknologi Bone Conduction Transducer.
- Koneksi 3G/4G, mengingat Google
Glass perlu terhubung ke Internet untuk lebih optimal dengan mesin pencari
Google atau sekedar mengirim pesan singkat (SMS)
- Koneksi lain tersedianya Bluetooth
atau WiFi. Ini untuk memungkinkan Google Glass terhubung ke perangkat
gadget lain seperti smartphone atau tablet PC.
- Sistem Operasi Android
- GPS - Sensor Gerak, gunanya
untuk navigasi seperti melakukan scroll atau memilih menu Anda hanya perlu
menggerakkan kepala saja
- Voice Input dan Output. Inilah
kecanggihan dari Google Glass. Untuk berkomunikasi dengan Google Glass
Anda cukup menggunakan suara karena kacamata ini telah dilengkapi dengan
perintah suara dan dapat menjadi asisten pribadi Anda dengan kemampuan
voice outputnya.
- SoC (System on Chip) belum
diketahui, beberapa sumber menyebutkan menggunakan chipset dari Texas
Instruments OMAP4.
- Display dengan resolusi 640 x
360 piksel, diklaim setara dengan layar definisi tinggi berukuran 25 inci
yang dilihat dari jarak delapan kaki.
- Memori internal berkapasitas
16GB dengan ruang kosong 12GB.
- Dilengkapi port microUSB.
- Kompatibel dengan Android 4.0.3
atau lebih baru dengan aplikasi My Glass.
- Kapasitas baterai tidak
diketahui, diklaim mampu digunakan seharian penuh sekali charge.
2.7
Manfaat Google Glass
Tim mahasiswa Ilmu Komputer UGM mengembangkan metode untuk
memudahkan mendapatkan informasi terkait mitigasi bencana. Aplikasi bernama
Quick Disaster yang berbasis visual dan suara ini bisa menampilkan langkah
tahapan antisipasi terkena bencana dari 9 jenis bencana seperti erupsi gunung
berapi, tanah lonsor, topan tornado, gempa bumi, hujan abu vulkanik, banjir,
kebakaran, dan tsunami. Hanya saja, aplikasi ini hanya bisa diakses lewat
perangkat kacamata Google Glass.
Kepada wartawan, Daniel Oscar Baskoro, salah satu anggota
tim riset, mengatakan pemilihan Google Glass sebagai perangkat untuk aplikasi
Quick Disaster yang mereka buat ini dikarenakan informasi yang ditampilkan
perangkat Google Glass jauh lebih cepat dan lebih ringkas ketimbang menggunakan
perangkat mobile. “Kita berpikir perangkat digital ini suatu saat akan melekat
pada tubuh manusia seperti halnya nantinya dengan adanya teknologi jam pintar
atau gelang pintar,” kata Daniel. Selain Daniel, aplikasi Quick Disaster ini
melibatkan empat orang mahasiswa lainnya Zamsyari, Bahrunur, Sabrina Anggraini,
dan Maulana Rizki.
Seperti diketahui, Google Glass merupakan kacamata pintar
hasil dari produk riset perusahaan Google yang mampu memproses dan menampilkan
informasi laykanya smartphone. Namun aplikasi yang tengah dikembangkan
mahasiswa UGM pada perangkat Google Glass ini bisa menampilkan informasi secara
visual mengenai tahapan solusi untuk mengantisiapasi dampak bencana. Aplikasi
ini menurut Sabrina Anggraini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
mengantisipasi bencana saat kejadian bencana berlangsung.
Untuk saat ini aplikasi Quick Disaster masih dalam tahap
riset dan pengembangan, pasalnya terdapat beberapa fitur yang masih perlu
disempurnakan. Dalam waktu dekat, kata Sabrina, aplikasi ini rencananya akan
dipresentasikan dalam konferensi internasional di Eropa dan Amerika.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Saat ini, kacamata
yang diproduksi tidak memiliki lensa terpasang, namun Google sedang
mempertimbangkan kemitraan dengan produsen kacamata seperti Ray-Ban
atau Warby Parker, serta dengan
para pengecer, agar konsumen bisa mencoba perangkat sebelum membelinya.
Explorer Edition tidak bisa digunakan oleh orang-orang yang memakai kacamata resep, namun
Google telah mengonfirmasi bahwa mereka akan berupaya agar Glass bisa
beroperasi dengan lensa yang sesuai dengan resep pemakainya.
Google Glass sedang
dikembangkan oleh Google X, yang sebelumnya juga telah mengembangkan teknologi
futuristis lainnya seperti mobil swatantra. Proyek
ini diumumkan melalui Google+ oleh kepala Project Glass, Babak Parviz, seorang
teknisi lensa kontak; Steve Lee, seorang manajer produk dan "spesialis
geolokasi"; dan Sebastian Thrun,
pengembang Udacity yang juga ikut
mengembangkan proyek mobil swatantra. Google telah mematenkan desain Project
Glass. Thad Starner, seorang
pakar teknologi realitas tertambah, adalah pemimpin teknis
proyek ini.
3.2
Saran
Makalah sederhana membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar
terciptanya makalah yang sempurna dan
bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR
PUSTAKA